.JAKARTA,-HALOBONE- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merespon pendapat
Forum Indonesia untuk Transparansi (Fitra) yang menilai anggaran
pengadaan dan distribusi bahan Ujian Nasional (UN) 2013 cukup mahal.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Khairil Anwar Notodiputro, mengatakan bahwa
pemilihan pemenang tender untuk pengadaan dan distribusi soal UN ini
tidak bisa asal pilih yang paling murah saja karena ada kualifikasi yang
harus dipenuhi oleh pemenang tender tersebut.
"UN ini kan
dokumen negara yang rahasia. Jadi tidak bisa hanya yang paling murah
yang menang. Harus dilihat juga syarat-syaratnya," kata Khairil kepada
Kompas.com, Senin (18/3/2013).
Ia mengakui bahwa ada beberapa
perusahaan yang ikut tender dan menawarkan harga yang lebih rendah
daripada pemenang tender. Namun sayangnya perusahaan tersebut tidak
memenuhi kualifikasi yang diwajibkan sehingga akhirnya tidak dipilih
oleh Balitbang dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
"Jadi
kualifikasi yang diharuskan itu terkait dengan adanya jaminan kualitas,
jaminan keamanan serta bisa selesai tepat waktu," ungkap Khairil.
"Kalau mau pilih yang paling murah lalu tidak sesuai kualifikasinya, UN bisa gagal nanti," imbuhnya.
Kendati
demikian, ia meyakinkan bahwa perusahaan pemenang tender pengadaan dan
distribusi soal UN ini adalah yang termurah dan memenuhi syarat untuk
mencetak dokumen negara yang rahasia ini. "Kalau berbicara dari segi
persyaratan dan kualifikasi, ya yang menang ini sudah yang termurah,"
tandasnya. TRIBUN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar